Senin, 04 Desember 2023

 

Kajian Peranan Transportasi Umum ‘TRANS CIREBON’ Dalam Pengembangan

Wilayah Perkotaan

 

Oleh. Yoyon Indrayana

 

A.    PENDAHULUAN

Transportasi merupakan salah satu indikator dalam interaksi keruangan antar wilayah dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah. Dalam bidang transportasi darat, pembangunan prasarana jalan dan jembatan telah meningkatkan jasa pelayanan produksi dan distribusi yang penting dan banyak berperan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional dan mendorong terciptanya pemerataan pembangunan wilayah dan stabilitas nasional, serta meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.

Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Sistem jaringan transportasi dapat dilihat dari segi efektivitas, dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, rendah polusi serta dari segi efisiensi dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan sistem transportasi.

Cirebon sebagai salah satu kota yang berkembang cukup pesat saat ini, juga tidak lepas dari masalah transportasi. Berkembangnya wilayah perkotaan kedaerah perbatasan membutuhkan sarana prasarana transportasi yang memadai. Sarana transportasi yang ada saat ini , angkutan kota, tidak mampu melayani kawasan perumahan yang berkembang dengan pesat ke wilayah perbatasan. Bahkan sarana angkutan kota saat ini memiliki kecenderungan semakin berkurang armadanya dan ditinggal masyarakat penggunanya, saat ini masyarakat lebih banyak menggunakan angkutan umum online yang lebih mudah, praktis dan murah. Berkembangnya angkutan umum online ini ternyata kurang berpengaruh pada perkembangan wilayah. Hal ini bisa dipahami karena sarana angkutan umum ini tidak memiliki jalur atau rute yang jelas, oleh karena itu penggunaan sarana angkuta umum seperti ‘Trans Cirebon’ dirasa sudah sangat diperlukan untuk tidak saja melayani kebutuhan transportasi masyarakat tetapi juga sebagai sarana untuk dapat mengembangkan wilayah perkotaan. Ditambah saat ini kawasan permukiman semakin banyak berkembang ke arah pinggiran/ perbatasan kota, yang tentu saja pada akhirnya memerlukan layanan transportasi umum yang memadai.

 

B.    PEMBAHASAN

1.     Transportasi dan Perkembangan Wilayah

Kemajuan transportasi akan membawa peningkatan mobilitas manusia, mobilitas faktor-faktor produksi dan mobilitas hasil olahan yang dipasarkan. Makin tinggi mobilitas yang dilakukan maka semakin cepat gerakan distribusi serta lebih singkat waktu yang diperlukan dalam mengolah bahan dan memindahkan nya dari tempat dimana bahan tersebut yang semula kurang bermanfaat ke lokasi dimana manfaatnya lebih besar. Peningkatan produktivitas, karena transportasi ini merupakan motor utama penggerak kemajuan ekonomi. Ekonomi yang berkembang akan ditunjukkan oleh adanya mobilitas yang tinggi, dengan ditunjang transportasi yang memadai dan lancar. Seperti hal nya negara-negara maju, mereka memiliki transportasi yang mendukung dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan. Dengan transportasi yang baik, akan memudahkan terjadinya interaksi antara penduduk lokal dengan dunia luar. Keterisolasian merupakan masalah pertama yang harus ditangani.Transportasi berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Kajian transportasi dan perkembangan wilayah memiliki dimensi persoalan dengan rentang yang luas dan kompleks. Oleh karena itu untuk dapat memahami pola kerja transportasi dan aksesibilitas, dituntut untuk memiliki pandangan yang luas tidak hanya pada satu bidang kajian ilmu saja. 

Transportasi dan perkembangan wilayah merupakan hal yang sangat erat hubungannya. Dikarenakan dalam pengembangan wilayah haruslah memiliki transportasi yang mendukung. Ibarat sekeping mata uang, satu sisi adalah transportasi, sisi yang lain adalah perkembangan wilayah. Artinya dimana sarana transportasi tersedia disana wilayah akan berkembang, begitu juga dengan kalau suatu wilayah berkembang maka disana sarana transportasi juga akan masuk.

Transportasi dapat memajukan kesejahteraan ekonomi dan masyarakat, menciptakan dan meningkatkan tingkat aksesibilitas dari potensi-potensi sumber alam dan pasar. Sumber alam yang semula tidak termanfaatkan akan terjangkau dan dapat diolah. Prasarana transportasi berperan sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan atau barang akibat adanya kegiatan ekonomi di daerah tersebut. Sebagai contoh suatu kawasan permukiman baru yang hendak dipasarkan, tidak akan pernah ada peminatnya apabila di lokasi tersebut tidak disediakan prasarana transportasi. Hal senada juga terjadi di kawasan permukiman transmigran. Suatu kawasan permukiman tidak akan dapat berkembang meskipun fasilitas rumah dan sawah sudah siap pakai jika tidak tersedia prasarana transportasi. Hal ini akan mengakibatkan biaya transportasi menjadi sangat tinggi. Jika hal ini dibiarkan terus maka kawasan permukiman transmigran tersebut tidak akan berkembang. Oleh karena itu, kebijakan yang harus dilakukan adalah menyediakan sistem prasarana transportasi dengan biaya minimal agar dapat dilalui. Faktor perkembangan wilayah yakni modal, tenaga kerja, perlengkapan SDA dan pasar merupakan kesatuan yang saling berkaitan dan nantinya menghasilkan interaksi dan menciptakan kegiatan ekonomi, social maupun politik. Kemajuan transportasi akan membawa peningkatan mobilitas manusia, mobilitas faktor-faktor produksi dan mobilitas hasil olahan yang dipasarkan. Makin tinggi mobilitas yang dilakukan maka semakin cepat gerakan distribusi serta lebih singkat waktu yang diperlukan dalam mengolah bahan dan memindahkan nya daritempat dimana bahan tersebut yang semula kurang bermanfaat ke lokasi dimana manfaat nya lebih besar. Peningkatan produktivitas, karena transportasi ini merupakan motor utama penggerak kemajuan ekonomi. Ekonomi yang berkembang akan ditunjukkan oleh adanya mobilitas yang tinggi, dengan ditunjang transportasi yang memadai dan lancar. Seperti hal nya negara-negara maju, mereka memiliki transportasi yang mendukung dalam setiap aktivitas yang mereka lakukan. Dengan transportasi yang baik, akan memudahkan terjadinya interaksi antara penduduk lokal dengan dunia luar. Keterisolasian merupakan masalah pertama yang harus ditangani. Transportasi berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan produsen dengan konsumen. Kajian transportasi dan perkembangan wilayah memiliki dimensi persoalan dengan rentang yang luas dan kompleks. Oleh karena itu untuk dapat memahami pola kerja transportasi dan aksesibilitas, dituntut untuk memiliki pandangan yang luas tidak hanya pada satu bidang kajian ilmu saja. Salah satu bidang ilmu yang terkait dengan transportasi adalah geografi transportasi.

            Persoalan keterjangkauan akibat jarak yang jauh sehingga tidak dapat melakukan kegiatan ekonomi secara maksimal tidak berlaku di Negara maju, hal ini karena perkembangan transportasi mereka yang unggul sehingga terkadang transportasi bukanlah menjadi isu utama menurunnya mobilitas di Negara maju. Sedangkan pada negara-negara berkembang seperti hal nya Indonesia, ditandai oleh faktor mobilitas yang masih rendah terutama dipengaruhi oleh distribusi angkutan yang belum lancar. Sumber daya alam yang dimiliki suatu negara tidak memiliki arti apa-apa jika tetap berada ditempatnya tanpa disentuh oleh campur tangan manusia yang ahli untuk memanfaatkannya. Agar sumber daya tersebut berdaya guna maka diperlukan kerja keras untuk mengolah sumberdaya tersebut dengan bantuan sumber daya manusia. Dapat di ambil contoh misalnya Negara jepang adalah Negara yang dapat dikatakan tidak banyak memiliki sumber daya alam, namun biasa dilihat Negara jepang adalah Negara maju dengan kemandirian ekonomi, penyediaan jasa transportasi yang tinggi, serta kemajuan teknoloi yang terus berkembang pesat. Jika disoroti lebih lanjut mengapa Negara jepang ini dapat berkembang menjadi Negara maju adalah karena Jepang memiliki sumber daya manusia yang mengabdikan keahliannya dengan sungguh-sungguh untuk bekerja keras. Kekurangan sumber daya alam yang diisi dengan kemampuan sumber daya manusia akan menghasilkan perpaduan daya cipta (produk). Bahan yang tidak dimiliki oleh jepang dilakukan import dari Negara lain, selanjutnya diolah, lalu dipasarkan, dan keberuntungannya adalah produk Negara jepang selalu laris dipasaran. Kegiatan mengimport, mengolah dan memasarkan produk yang dilakukan Negara jepang bisa berjalan jika memiliki sistem pengangkutan yang baik. Sistem pengangkutan tersebut dapat menjamin keamanan, kecepatan, keselamatan serta terjangkau oleh daya beli masyarakat, hal ini dapat dianalaogikan seperti hal nya transportasi. Harapannya transportasi yang ada di Indonesia saat ini bisa seperti sistem pengangkutan di Negara jepang.

Perkembangan wilayah kota cirebon saat ini ditandai dengan berkembangnya fungsi permukiman kewilayah perbatasan. Kawasan yang semula berfungsi sebagai kawasan pertanian, secara perlahan berubah fungsi sebagai kawasan permukiman. Perkembangan kawasan permukiman ini tidak disertai dengan penyediaan layanan transportasi umumnya, akibatnya masyarakat banyak yang menggunakan transportasi pribadi seperti kendaraan roda dua atau roda empat.

2.     Transportasi Merupakan Tolok Ukur Interaksi antar Wilayah

Suatu wilayah tertentu bergantung pada wilayah lain. Demikian juga wilayah lain memiliki ketergantungan pada wilayah tertentu. Diantara wilayah-wilayah tersebut, terdapat wilayah-wilayah tertentu yang memiliki kelebihan dibanding yang lain sehingga wilayah tersebut memiliki beberapa fasilitas yang mampu melayani kebutuhan penduduk dalam radius yang lebih luas, sehingga penduduk pada radius tertentu akan mendatangi wilayah tersebut untuk memperoleh kebutuhan yang diperlukan.

Morlok (1988) mengemukakan bahwa akibat adanya perbedaan tingkat pemilikan sumberdaya dan keterbatasan kemampuan wilayah dalam mendukung kebutuhan penduduk suatu wilayah menyebabkan terjadinya pertukaran barang, orang dan jasa antar wilayah. Pertukaran ini diawali dengan proses penawaran dan permintaan. Sebagai alat bantu proses penawaran dan permintaan yang perlu dihantarkan menuju wilayah lain diperlukan sarana transportasi. Sarana transportasi yang memungkinkan untuk membantu mobilitas berupa angkutan umum.

Dalam menyelenggarakan kehidupannya, manusia mempergunakan ruang tempat tinggal yang disebut permukiman yang terbentuk dari unsur-unsur working, opportunities, circulation, housing, recreation, and other living facilities (Hadi Sabari Yunus, 1987). Unsur circulation adalah jaringan transportasi dan komunikasi yang ada dalam permukiman. Sistem transportasi dan komunikasi meliputi sistem internal dan eksternal. Jenis yang pertama membahas sistem jaringan yang ada dalam kesatuan permukiman itu sendiri. Jenis yang kedua membahas keadaan kualitas dan kuantitas jaringan yang menghubungkan permukiman satu dengan permukiman lainnya di dalam satu kesatuan permukiman.

Perpindahan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain selalu melalui jalur-jalur tertentu. Tempat asal dan tempat tujuan dihubungkan satu sama lain dengan suatu jaringan (network) dalam ruang. Jaringan tersebut dapat berupa jaringan jalan, yang merupakan bagian dari sistem transportasi. Transportasi merupakan hal yang penting dalam suatu sistem, karena tanpa transportasi perhubungan antara satu tempat dengan tempat lain tidak terwujud secara baik (Bintarto, 1982).

Hurst (1974) mengemukakan bahwa interaksi antar wilayah tercermin pada keadaan fasilitas transportasi serta aliran orang, barang, maupun jasa. Transportasi merupakan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah. Wilayah dengan kondisi geografis yang beragam memerlukan keterpaduan antar jenis transportasi dalam melayani kebutuhan  masyarakat. Pada dasarnya, sistem transportasi dikembangkan untuk menghubungkan dua lokasi guna lahan yang mungkin berbeda. Transportasi digunakan untuk memindahkan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain sehingga mempunyai nilai ekonomi yang lebih meningkat.

            Dengan transportasi yang baik, akan memudahkan terjadinya interaksi antara penduduk lokal dengan dunia luar. Keterisolasian merupakan masalah pertama yang harus ditangani. Transportasi berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan produsen dengan konsumen dan meniadakan jarak diantara keduanya. Jarak tersebut dapat dinyatakan sebagai jarak waktu maupun jarak geografis. Jarak waktu timbul karena barang yang dihasilkan hari ini mungkin belum dipergunakan sampai besok. Jarak atau kesenjangan ini dijembatani melalui proses penggudangan dengan teknik tertentu untuk mencegah kerusakan barang yang bersangkutan.

Transportasi erat sekali dengan penggudangan atau penyimpanan karena keduanya meningkatkan manfaat barang. Angkutan menyebabkan barang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain sehingga bisa dipergunakan di tempat barang itu tidak didapatkan. Dengan demikian menciptakan manfaat tempat. Penyimpanan atau penggudangan juga memungkinakan barang disimpan sampai dengan waktu dibutuhkan dan ini berarti memberi manfaat waktu (Schumer, 1974). Pembangunan suatu jalur transportasi maka akan mendorong tumbuhnya fasilitas-fasilitas lain yang tentunya bernilai ekonomis.

Perbedaan sumberdaya yang ada di suatu daerah dengan daerah lain mendorong masyarakat untuk melakukan mobilitas sehingga dapat memenuhi kebutuhannya. Dalam proses mobilitas inilah transportasi memiliki peranan yang penting untuk memudahkan dan memperlancar proses mobilitas tersebut. Proses mobilitas ini tidak hanya sebatas oleh manusia saja, tetapi juga barang dan jasa. Dengan demikian  nantinya interaksi antar daerah akan lebih mudah dan dapat mengurangi tingkat kesenjangan antar daerah.

Ullman, mengungkapkan ada tiga syarat untuk terjadinya interaksi keruangan, yaitu :

a.     Complementarity atau ketergantungan karena adanya perbedaan demand dan supply antar daerah

b.     Intervening opportunity atau tingkat peluang atau daya tarik untuk dipilih menjadi daerah tujuan perjalanan

c.     Transferability atau tingkat peluang untuk diangkut atau dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain yang dipengaruhi oleh jarak yang dicerminkan dengan ukuran waktu dan atau biaya

Kebutuhan akan pergerakan bersifat merupakan kebutuhan turunan. Pergerakan terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan. Pergerakan tidak akan terjadi seandainya semua kebutuhan tersebut menyatu dengan permukiman. Namun pada kenyataannya semua kebutuhan manusia tidak tersedia di satu tempat. Atau dengan kata lain lokasi kegiatan tersebar secara heterogen di dalam ruang. Dengan demikian perlu adanya pergerakan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan.

Dalam melakukan pergerakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, penduduk mempunyai dua pilihan yaitu bergerak dengan moda transportasi dan tanpa moda transpotasi (berjalan kaki). Pergerakan tanpa moda tranportasi biasanya berjarak pendek, sedangkan pergerakan dengan moda transportasi berjarak sedang atau jauh.

Transportasi merupakan penghubung utama antara dua daerah yang sedang berinteraksi dalam pembangunan. Tanpa adanya jaringan transportasi tidak mungkin pembangunan dapat diperkenalkan ke luar daerah. Jalan merupakan akses transportasi dari suatu wilayah menuju ke wilayah lain.

Aktivitas penduduk yang meningkat perlu dijadikan perhatian dalam merumuskan kebijakan di bidang transportasi karena manusia senantiasa memerlukan transportasi. Hal ini merupakan sesuatu hal yang merupakan ketergantungan sumber daya antar tempat. Hal ini menyebabkan proses interaksi antar wilayah yang tercermin pada fasilitas transportasi. Transportasi merupakan tolok ukur interaksi antar wilayah.

 

 

 

3.     Peranan Transportasi dalam Pembangunan Wilayah

Menurut Hurst (1974) kajian geografi transportasi umumnya berfokus pada ”jaringan transportasi, lokasi, struktur, arus, dan signifikansi serta pengaruh jaringan terhadap ruang ekonomi yang berkaitan dengan pengembangan wilayah dengan prinsip ketergantungan antara jaringan dengan ruang ekonomi sebagaimana perubahan aksesibilitas”. Dalam hal ini semakin baik suatu jaringan transportasi maka aksesibilitasnya juga semakin baik sehingga kegiatan ekonomi juga semakin berkembang.

Contoh dari betapa pentingnya peran transportasi bagi pengembangan wilayah perkotaan adalah fenomena yang terjadi didaerah ibukota Jakarta, daerah ibukota mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan adanya sarana transportasi yang memadai. Kemajuan yang sangat pesat ini memberikan beban yang sangat berat pada daya dukung lingkungannya. Perkembangan ini didukung pula oleh adanya akses tol sehingga memudahkan mobilisasi penduduk antar wilayah. Keadaan ini memicu fenomena berkembangnya kota baru/pemukiman berskala besar, seiring dengan berkembangnya kawasan industri.

Pada skala yang lebih kecil, kota cirebon mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan berkembangnya kawasan permukiman dipinggiran kota. Perkembangan ini belum didukung oleh sarana prasarana transportasi yang memadai saat ini, sehingga masyarakat masih tergantung sepenuhnya pada sarana transportasi pribadi atau transportasi online, Artinya pengembangan wilayah belum diiringi dengan penyediaan sarana transportasi umum. Pemerintah sebagai penyedia fasilitas publik, berkewajiban untuk menyediakan transportasi umum pada kawasan-kawasan baru tersebut. Pemilihan transportasi umum ‘Trans Cirebon’ sebagai angkutan umum adalah suatu langkah yang dianggap cukup tepat sebagai sarana angkutan pengganti angkutan kota dan juga sebagai salah satu elemen pembangunan wilayah.

Ada tiga pihak terkait yang berkepentingan dalam pengembangan transportasi umum, yaitu :     Pihak Pengguna, Pihak Pengusaha / investor dan Pihak Pemerintah. Pihak Pemerintah sebagai regulator yang membawa kepentingan masyarakat umum tidak saja untuk kepentingan pembangunan transportasi umum, tetapi juga untuk tujuan pengembangan wilayah.

4.     Dampak dari Perkembangan Wilayah yang didasarkan pada Jalur Transportasi

Dampak dari perkembangan wilayah ini bermacam-macam mulai dari masalah sosial sampai pada sektor ekologi lingkungan. Masalah-masalah ini terjadi setelah sarana transportasi misalnya jalan merambah masuk kedaerah yang sebelumnya belum terjangkau. Masalah sosial yang ditimbulkan misalnya terjadinya perubahan dari masyarakat pertanian ke non pertanian, Masalah ekologi yang ditimbulkan misalnya masalah banjir akibat berkurangnya kawasan resapan air.

Masalah lain yang timbul karena perkembangan wilayah yang disebabkan oleh jalur transportasi ini adalah ketidak efisienan transportasi atau dalam menggunakan kendaraan. Hal ini disebabkan karena daerah yang berkembang tersebut tidak dapat mengimbangi laju jumlah kendaraan dengan sarana prasarana transportasi.

 

C.    PENUTUP

Kemajuan transportasi akan membawa peningkatan mobilitas manusia, mobilitas faktor-faktor produksi dan mobilitas hasil olahan yang dipasarkan. Transportasi dan perkembangan wilayah merupakan hal yang sangat erat hubungannya. Dikarenakan dalam pengembangan wilayah haruslah memiliki transportasi yang mendukung.

Suatu wilayah tertentu bergantung pada wilayah lain. Demikian juga wilayah lain memiliki ketergantungan pada wilayah tertentu. Diantara wilayah-wilayah tersebut, terdapat wilayah-wilayah tertentu yang memiliki kelebihan dibanding yang lain sehingga wilayah tersebut memiliki beberapa fasilitas yang mampu melayani kebutuhan penduduk dalam radius yang lebih luas, sehingga penduduk pada radius tertentu akan mendatangi wilayah tersebut untuk memperoleh kebutuhan yang diperlukan.

Dengan transportasi yang baik, akan memudahkan terjadinya interaksi antara penduduk lokal dengan dunia luar. Keterisolasian merupakan masalah pertama yang harus ditangani. Dampak dari perkembangan wilayah ini bermacam-macam mulai dari masalah sosial sampai pada masalah ekologi lingkungan.

Trans Cirebon adalah solusi bagi kebutuhan masyarakat akan transportasi umum dari wilayah pinggiran untuk dapat mencapai wilayah kota, disamping itu Trans Cirebon juga dapat menjadi pemicu bagi perkembangan wilayah pinggiran untuk dapat berkembang menjadi wilayah perkotaan.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

1.      Dimitriou, H. T., (1995), A Developmental Approach to Urban Transportation: An Indonesian Illustration, Avebury, Hong Kong.

2.      Gray George E., (1979), Public Transportation: Planning, Operations and Management, Prentice-Hall, New Jersey.

3.      Harries S., (1976), State-of-the-art review of Urban Transportation Concepts and Public Attitudes, US Department of Transportation, Washington.

4.      Institute of Traffic Engineers, (1976), Transportation and Traffic Engineering Handbook , Prentice-Hall , Inc., N.J.

5.      Tamin Ofyar Z. (1997), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi , Penerbit ITB, Bandung.

6.      Wells G. R., (1975), Comprehensive Transport Planning , Charles Griffin & Company Ltd., London

7.      Sembiring, K.. (1999). Pemikiran Perencanaan Transportasi Kota Kelas Dunia kasus Singapore, Simposium FSTPT II, Surabaya 2 Desember.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar